Sunday, November 18, 2007

BEBERKAN IDENTITAS AKUN E-MAIL KE PENGADILAN

Langgar "kaidah" Internet, Yahoo "Penjarakan" Wartawan Tiongkok
BEBERKAN IDENTITAS AKUN E-MAIL KE PENGADILAN


Internet adalah dunia maya. Di situ seseorang bisa muncul tanpa identitas. Namun, raksasa internet Yahoo melanggar "kaidah" tersebut dengan membeberkan identitas pemilik e-mail sehingga seseorang dipenjara.

YAHOO memang raksasa Internet. Tapi, perusahaan yang bermarkas di AS itu tetap saja kalah ketika harus berhadapan dengan pemerintah Tiongkok. Karena ingin melebarkan sayap di negeri komunis itu, Yahoo bersedia mentaati syarat yang ditetapkan pemerintah Tiongkok. Yakni menandatangani kesepakatan Public Pledge on Self-Discipline for the Internet Industry. Dengan demikian, Yahoo setuju aturan sensor dan kontrol ketat yang diberlakukan pemerintah Tiongkok.

Kesepakatan yang ditandatangani pada 2005 itu pun memakan korban. Salah satunya adalah Shi Tao. Editor harian Dangdai Shang Bao (Contemporary Trade News) yang beredar di kota Changsa, Provinsi Hunan, Tiongkok, itu di tangkap dan dijebloskan ke penjara selama sepuluh tahun.

Tuduhannya, memberikan rahasia negara kepada pihak asing. Yang membuat banyak pihak terkejut, pemerintah Tiongkok mendapatkan data diri Tao dari Yahoo.

Menjelang peringatan Tragedi Tian Anmen pada 2004, pemerintah Tiongkok mengeluarkan perintah kepada media lokal. Isinya memerintah media agar tidak meliput berbagai even yang dikeluarkan yang dikaitkan dengan peringatan 15 tahun tragedi itu. Perintah tersebut kemudian disebarkan Tao melalui e-mail-nya di Yahoo kepada situs berbahasa Mandarin yang dikelola dari luar Tiongkok. November 2004, Tao ditangkap dengan tuduhan membocorkan rahasia negara.

Kasus itu pun membuat Kongres AS, negara yang menganggap dirinya polisi HAM, merasa perlu membentuk panel khusus untuk menyelidiki sikap Yahoo. Panel tersebut melangsungkan sidang dengar pendapat (hearing) pertama Februari 2006.

Kala itu, hadir Michael Callahan, wakil direktur sekaligus penasihat umum Yahoo. Dia mengaku tidak tahu-menahu informasi yang digunakan pemerintah Tiongkok untuk menangkap Tao.

Kemarin, panel tersebut merasa perlu melangsungkan hearing kedua. Sebab, dalam sidang, diketahui bahwa data lengkap Tao diperoleh dari Yahoo. "kalian memang raksasa teknologi dan keuangan. Tapi, secara moral, kalian orang cebol," kecam Tom Lantos, ketua panel yang dibentuk Kongres AS.

Callahan, ditemani CEO Yahoo Jerry Yang, mengaku bersalah karena tidak memberikan informasi yang lengkap kepada KOngres pada Hearing pertama. Mereka juga minta maaf.

Lantos menilai Yahoo berbohong pada hearing pertama. Buktinya, dalam pengadilan di Tiongkok, identitas Shin Tao diperoleh dari Yahoo.

Tapi, dia tetap bersikukuh bahwa tindakan Yahoo benar. Mereka tidak punya pilihan kecuali mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah Tiongkok.

Callahan mengaku baru saja tahu bahwa ada pegawai Yahoo yang menerima dokumen dari pemerintah Tiongkok. Dokumen yang mirip surat perintah itu berisi permintaan informasi atas daftar tersangka yang diduga menyebarkan rahasia negara. Dalam hearing tersebut Lantos yang berasal dari partai Demokrat meminta Yang dan Callahan meminta maaf kepada Gao Qinsheng, ibunda Tao yang didatangkan dari Tiongkok. Dua orang itu langsung membugkuk di hadapan Gao yang membalas membungkuk, kemudian menangis. "Ini masih jauh dari cukup. Semua ini hanya semakin membuat saya sedih dan kepikiran anak saya yang ada di balik penjara," cetus Gao.

Menurut organisasi yang memperjuangkan kebebasan pers, Reporters without Borders, Tao bukanlah satu-satunya orang yang "dilaporkan" Yahoo dengan pemerintah Tiongkok



No comments: